Senin, 31 Maret 2014

Bab 1 Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Sejarah

image

A. Pengertian Sejarah
     Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarh (syajaratun) artinya pohon. Di dalam kata sejarah tersimpan makna pertumbuhan atau silsilah.
  • Riwayat, berarti laporan atau cerita kejadian.
  • Hikayat (yang dekat dengan kata sejarah), cerita tentang kehidupan yang menjadikan manusia sebaga objeknya dapat disebut juga biografi (bios = hidup, graven = menulis)
  • Autobiografi, cerita yang berkisar mengenai kehidupan penulis yang ditulis oleh diri sendiri atau pelakunya sendiri.
     Beberapa definisi sejarah yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.
  1. Roeslan Abdulgani, mengemukakan bahwa sejarah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres masa depan. Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi; pertama penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dalam penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan sedikit banyak tidak dapat kita melepaskan diri dari perspektif masa depan.
  2. Moh. Yamin, SH, memberikan definisi sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
  3. Thomas Carlyle, memberikan definisi sejarah adalah peristiwa masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
  4. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang mendapat julukan: The Father of History atau Bapak Sejarah. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
  5. Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
     Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas tidaklah sama dalam hal isi, taraf dan tujuannya. Namun, dapat diambil beberapa unsur pokoknya, yakni adanya peristiwa, kisah, dan ilmu sejarah. Dalam hal ini, R. Moh. Ali menyimpulkan definisi sejarah sebagai berikut.
  1. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian- kejadian di masa lampau.
  2. Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia.
  3. Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi).
     Dari definisi Moh. Ali ini dapat dipahami bahwa sejarah menyangkut seluruh perubahan dan perkembangan kehidupan manusia. Dengan demikian jelas juga bahwa yang mempunyai sejarah hanyalah manusia.
     Untuk mengungkap kehidupan manusia masa lampau, sejarah telah memformulasikan dalam enam pertanyaan, yakni sebagai berikut.
  1. What (apa), yang menunjuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
  2. Who (siapa), yang menunjuk tentang tokoh atau orang yang terlibat dalam peristiwa.
  3. When (kapan), menunjuk waktu terjadinya peristiwa tersebut.
  4. Where (di mana), menunjuk kepada tempat peristiwa terjadi.
  5. How (bagaimana), menunjuk kepada proses terjadinya peristiwa tersebut.
  6. Why (mengapa), menunjuk kepada keterkaitan sebab akibat peristiwa tersebut.

B. Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu, dan Seni
1. Sejarah sebagai Peristiwa
     Sejarah sebagai peristiwa tidak mungkin terulang lagi (einmalig =terjadi sekali saja), dengan kata lain, sejarah sebagai peristiwa hanya terjadi sekali (einmalig)
  • L’historie se repete (sejarah berulang)
  • Geschiste ist einmalig (sejarah terjadi sekali saja)

2. Sejarah sebagai Kisah
     Sejarah sebagai kisah adalah sejarah yang dapat terjadi berulang kali, karena kisah dari suatu peristiwa tersebut dapat ditulis oleh siapa saja dan kapan saja.
     Peristiwa sejarah, hanya sekali (proses tidak berkelanjutan = sejarah obyektif = sejarah sebagai peristiwa), namun kisah- nya/peringatannya atau makna dari peristiwa tersebut dapat berulang-ulang (ada proses berkelanjutan = sejarah subyektif = sejarah sebagai kisah).

3. Sejarah sebagai Ilmu
    Suatu pengetahuan disebut ilmu jika memenuhi beberapa kriteria, yakni :
(1) memiliki metode yang efisien,
(2) memiliki obyek yang definitif,
(3) memiliki formulasi kebenaran yang umum,
(4) adanya penyusunan yang sistematis, dan
(5) memiliki kebenaran yang objektif.
     Sejarah termasuk ilmu tersendiri, karena memiliki persyaratan sebagai ilmu, yaitu:
a. Memiliki Tujuan
    
Objek kajinan sejarah adalah kehidupan manusia masa lampau, selanjutnya dkaitkan dengan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang sebagai kontinuitas kehidupan.
b. Memiliki Metode
    
Sejara memiliki metode tersendiri dalam kerangka penelitiannya, yakni metode sejarah meliputi pengumpulan, mengadakan penilaian sumber (kritik), penafsiran data dan penyajian dalam bentuk cerita sejarah (historiografi)
c. Pemikiran yang Rasional      Pemikiran dalam bentuk sejarah diusahakan sejauh mungkin mendekati seperti peristiwanya. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis data secara ilmiah dengan menggunakan rasio.
d. Penyusunan yang Sistematis
    
Penyusunan secara sistematis pengetahuan sejarah mulai dari langkah yang pertama (pengumpulan sumber) sanpai dengan terakhir (penulisan sejarah sebagai kisah).
e. Kebenaran Bersifat Objektif
     Karena fakta sejarah adalah objektif (sesuai dengan kenyataan), maka penulisannya harus berdasarkan fakta tersebut. Dengan demikian, sejarah memiliki kebenaran objektif.
f. Sejarah sebagai Seni
    
Sejarah dalam penelitiannya sumber sejarah bersifat ilmiah, namun dalam taraf penulisannya sejarah bersifat seni.

C. Periodesasi dan Kronologi
1. Periodesasi
a. Pengertian Periodesasi
    
Periodesasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Periodesasi atau pembabakan waktu merupakan inti cerita sejarah.
b. Tujuan Periodesasi
    
Adapun tujuannya adalah sbagai berikut.
  1. Melakukan penyederhanaan
  2. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
  3. Mengetahui peristiwa sejarah secara kroologis
  4. Memudahkan pengertian
  5. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
2. Kronologi
     Kronologi Ilmu sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa kehidupan manusia masa lampau; jadi menyangkut konsep waktu. Adapun konsep waktu dalam sejarah berdimensi tiga, yakni masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang (the past, the present, and the future). Itulah pemenggalan waktu atas dasar kesadaran manusia. Jika batas-batas waktu dalam tiga dimensi dahulu, sekarang dan yang akan datang dihilangkan, maka sang waktu benar-benar tidak berpangkal dan tidak berujung. Begitulah penentuan waktu, sangat penting sekali sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam ilmu sejarah, dimensi waktu merupakan unsur penting.
     Waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan waktu (periode/periodisasi) secara berurutan (succession), yaitu prinsip kronologi dalam sejarah. Menurut Alexander D. Xenopol, peristiwa berulang dipelajari oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); sedangkan peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah sebagai ilmu. Dengan demikian peristiwa beruru- tan merupakan obyek studi sejarah sebagai ilmu, karena sejarah menitikberatkan urutan (succession, chronology) sebagai pokok penelitian. Urutan yang dimaksud adalah pertumbuhan dan perkembangan dalam esensi pengertian perubahan, baik evolusi maupun revolusi.

D. Kegunaan Sejarah
    Antara lain, adalah :
  1. Memberikan kesadaran waktu
  2. Memberi pelajaran
  3. Sumber inspirasi (Ilham)
  4. Memberikan ketegasan identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa
  5. Memberikan hiburan

1 komentar: