Jumat, 28 Maret 2014

Bab 1 Fungsi Sosiologi Sebagai Ilmu yang Mengkaji Masyarakat dan Lingkungan




image
     Sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang artinya kawan dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara teman dan teman (kawan dan lawan), yaitu hubungan antara seorang dengan seorang, seorang dengan golongan maupun golongan dengan golongan.
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
1. Definisi Sosiologi
a. Roucek & Warren     Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.
b. William F. Orgburn dan Meyer F. Nimkoff
    
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
c. J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers     Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
d. Pitirim A. Sorokin
    
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hal-hal sebagai berikut:
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
    Misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerak masyarakat dengan politik.
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial. Misalnya gejala geografis dan gejala biologis. Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial.
e. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
    
Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

2. Objek Sosiologi dan Orientasi Sosiologi
a. Objek Material
     Objek material sosiologi
adalah kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubunganantarmanusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.
b. Objek Formal
     Objek formal sosiologi,
yaitu ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian, objek formal sosiologi berarti hubungan antarmanusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Orientasi Sosiologi di masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Keluarga adalah soko guru dari kelompok masyarakat.
b. Kelangsungan hidup masyarakat memerlukan sejumlah ketentuan untuk mengatur tingkah laku manusia.
c. Kehidupan manusia banyak dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial yang ada di sekelilingnya, dan harus mampu menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga tersebut.
d. Individu, keluarga, dan masyarakat mempunyai kecenderungan untuk mengklasifikasikan dirinya secara sosial menurut keturunan, tingkat kemakmuran, pendidikan, jabatan, keanggotaan kelompok, dan status sosial lainnya.
e. Adanya komunikasi dengan kebudayaan dan masyarakat lain akan menimbulkan perubahan-perubahan nilai budaya.
f. Kerja sama dan saling menghormati merupakan tuntutan kemanusiaan.
g. Realisasi kehidupan pribadi dibentuk melalui hubungannya dengan yang lain.
h. Perbuatan-perbuatan yang dapat diterima oleh suatu masyarakat dapat merupakan perbuatan yang tabu bagi masyarakat yang lain.
i. Migrasi atau perpindahan bangsa-bangsa menimbulkan percampuran budaya antarindividu dan antarkelompok.
j. Lingkungan sekitar baik fisik dan sosial akan mempengaruhi kehidupan manusia, dan manusia pun akan mempengaruhi lingkungannya.

3. Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi      Sosiologi merupakan salah satu cabang dari kelompok-kelompok ilmu sosial yang mempunyai sifat dan ciri-ciri tersendiri sebagai berikut:
a. Empiris, berarti ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak spekulatif.
b. Teoretis, berarti suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abtraksi dari hasil-hasi pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
c. Komulatif, berarti disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki memperluas, serta memperkuat teori yang lama.
d. Non Etis, berarti pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruknya masalah tersebut, tetapi bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
     Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sbb:
a. Sosiologi adalah ilmu sosial, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sosiologi mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
b. Dalam sosiologi objek yang dipelajari dibatasi pada apa yang terjadi sekarang dan bukan apa yang seharusnya terjadi pada saat ini. Oleh karena itu, sosiologi disebut pula ilmu pengetahuan normatif.
c. Dilihat dari segi penerapannya, sosiologi dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat pula menjadi ilmu terapan (applied science).
d. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya, yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus, artinya sosiologi mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antarmanusia.
4. Pembagian Cabang-Cabang Sosiologi
    
Objek sosiologi, yaitu yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses yang timbul akibat hubungan manusia dalam masyarakat.
Jadi, yang dipelajari dalam sosiologi sangat luas antara lain sbb:
a. Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lain.
b. Hubungan antara individu dengan kelompok.
c. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain.
d. Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya.
Berdasarkan kekhususan dari ruang lingkupnya, menurut Soerjono Soekanto sosiologi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam cabang, yaitu sosiologi umum dan khusus.
a. Sosiologi Umum
    
Mempelajari dan menyelidiki tingkah laku manusia pada umumnya, dalam mengadakan hubungan masyarakat.
b. Sosiologi Khusus Mempelajari dan menyelidiki berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, dari suatu segi kehidupan tertentu.
Contoh:
1) Sosiologi pembangunan, membahas masyarakat di dalam pembangunan.
2) Sosiologi industri, membahas masyarakat dalam dunia industri.
3) Sosiologi politik, membahas masyarakat dalam hubungannya dengan politik.
4) Sosiologi hukum, membahas tingkah laku manusia dan masyarakat dalam kaitannya dengan hukum yang berlaku.
5) Sosiologi pedesaan, membahas masyarakat di pedesaan.
6) Sosiologi perkotaan, membahas masyarakat di kota-kota.
7) Sosiologi pendidikan, membahas hubungan gejala kemasyarakatan dengan pendidikan. Dan masih ada sosiologi yang lain.
    
B. PENDEKATAN, FUNGSI, TUJUAN, METODE PENELITIAN, DAN PERSPEKTIF  SOSIOLOGI
1. Pendekatan Sosiologi
    
Menurut Drs. Kuswanto ada 2 ciri khas, yaitu bersifat komparatif dan holistik.

a. Pendekatan Komparatif
Pendekatan komparatif
, yaitu pendekatan yang melihat manusia dengan pandangan yang luas, tidak hanya masyarakat yang terisolasi atau hanya dalam tradisi sosial tertentu saja.
Ciri-ciri pendekatan komparatif, antara lain:
1) berusaha mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan- perbedaan sampai kepada generalisasi;
2) berusaha memberikan uraian keterangan ilmiah yang dapat diterima;
3) membanding-bandingkan antarmasyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, termasuk tradisi satu dengan tradisi yang lain dalam seluruh ruang dan waktu; dan
4) memberikan uraian tentang variasi bentuk-bentuk sosial dan mencatat asal-usul serta perkembangan manusia dengan adat-istiadatnya, mencakup dimensi waktu.
b. Pendekatan Holistik Pendekatan holistik, yaitu suatu pendekatan berdasarkan pendapat bahwa masyarakat itu dapat diselidiki sebagai keseluruhan, sebagai unit-unit yang bersifat fungsional, atau sebagai sistem-sistem tertentu. Sosiologi mencoba mencakup keseluruhan ruang lingkup dari segala sesuatu yang berhubungan dengan kemanusiaan sampai kepada generalisasi-generalisasi.
Secara khusus pendekatan holistik dalam sosiologi mempunyai dua aspek primer sebagai berikut.
1) Mencoba meninjau kebudayaan manusia sebagai jaringan tunggal yang saling berkaitan, sebagai kesatuan yang teratur, dan sebagai keseluruhan yang berfungsi. Di dalamnya semua bagian saling berhubungan sebagai komponen suatu sistem. Suatu kejadian yang terjadi pada komponen yang satu akan berpengaruh pada struktur dan kerja secara keseluruhan.
2) Mempelajari ciri-ciri biologis dan ciri-ciri sosial budaya dari spesies- spesies. Evolusi fisik manusia dan evolusi budaya tidak dipandang tanpa berkait-kaitan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat.

2. Fungsi dan Tujuan Mempelajari Sosiologi
     Ada empat fungsi mempelajari sosiologi, yaitu sebagai berikut.
a. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
b. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita di masyarakat, serta dapat melihat budaya lain yang belum kita ketahui.
c. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami pula norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa hal itu menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat yang berbeda.
d. Kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari. 
     Tujuan peserta didik mempelajari sosiologi, yaitu sebagai berikut.
a. Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi sosial.
b. Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan masyarakat.
c. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Metode Penelitian Sosiologi  
     Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis metode atau teknik yang dipergunakan dalam sosiologi.
a. Metode Kualitatif Mengutamakan hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran yang matematis, meskipun kejadian- kejadian itu nyata ada di masyarakat.
Yang termasuk metode kualitatif sebagai berikut
1) Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat dan bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa yang akan datang.
2) Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip- prinsip umum (secara makro).
3) Metode studi kasus, yaitu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah:
a) wawancara (interview),
b) daftar pertanyaan (questionnaire), dan
c) participant observer technique, di mana pengamat ikut dalam kehidupan masyarakat yang diamati.
b. Metode Kuantitatif Mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik di mana gejala-gejala masyarakat dianalisis.
    Di samping metode-metode di atas, masih ada beberapa metode lain sebagai berikut.
a. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan- keadaan nyata di dalam masyarakat.
b. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
c. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.
d. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
e. Metode fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.
4. Perspektif Sosiologi dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain
    
Di dalam sosiologi terdapat beberapa perspektif (paradigma), sbb:
a. Perspektif Interaksionis
    
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun tulisan.
b. Perspektif Evolusionis
    
Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada pola perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui urutan umum yang ada.
c. Perspektif Fungsionalis
    
Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisir dan memiliki seperangkat aturan dan nilai kelompok atau lembaga yang melaksanakan tugas tertentu secara terus-menerus sesuai dengan fungsinya yang dianut oleh sebagian besar anggotanya.

C. LAHIRNYA SOSIOLOGI
1. Auguste Comte (1789 - 1857) a. Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta artinya bukan harapan atau prediksi. Jadi, harus objektif dan harus pula bermanfaat dan mengarah kepada kepastian dan kecermatan.
b. Ia mengatakan pula bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu-ilmu sosial, dan menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu sosial.
c. Ia membagi sosiologi ke dalam dua bagian besar, yaitu statika sosial yang mewakili stabilitas atau kemantapan, dan dinamika sosial yang mewakili perubahan.
d. Ia menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi dalam bukunya Positive Philosophy yang dikenal dengan hukum kemajuan manusia atau hukum tiga jenjang. Dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewati tiga jenjang berikut.
     1) Jenjang I (jenjang teologi): segala sesuatu dijelaskan dengan mengacu kepada hal-hal yang bersifat adikodrati.
     2) Jenjang II (jenjang metafisika): pada jenjang ini manusia memahami sesuatu dengan mengacu kepada kekuatan-kekuatan metafisik atau hal-hal yang abstrak.
     3) Jenjang III (jenjang positif): gejala alam dan sosial dijelaskan dengan mengacu kepada deskripsi ilmiah (jenjang ilmiah).
2. Karl Marx (1818 - 1883)
     Karl Marx lebih dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada seorang perintis sosiologi dan ahli filsafat. Karl Marx mengembangkan teori mengenai sosialisme yang kemudian dikenal dengan nama ”Marxisme”. Meskipun demikian, Marx merupakan seorang tokoh teori sosiologi yang terkenal juga. Sumbangan Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan pembagian kerja dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kaum proletar dan kaum borjuis.
a. Kaum proletar adalah kelas yang terdiri atas orang-orang yang tidak mempunyai alat produksi dan modal sehingga dieksploitasi untuk kepentingan kaum kapitalis.
b. Kaum borjuis (kaum kapitalis) adalah kelas yang terdiri atas orang- orang yang menguasai alat-alat produksi dan modal.
    Menurut Marx, pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka akan memperoleh kemenangan yang akan mengakibatkan terhapusnya pertentangan kelas sehingga masyarakat proletar akan mendirikan masyarakat tanpa kelas.
4. Emile Durkheim (1858 - 1917)
     Durkheim merupakan salah seorang peletak dasar-dasar sosiologi modern. Durkheim terpengaruh oleh tradisi para pemikir bangsa Perancis dan Jerman. Contoh:
a. Memandang De Saint Simon sebagai orang yang meletakkan dasar metode positivisme, pelopor industrialisme, dan pembagian kerja, yang selanjutnya menjadi tema penting dalam karya Durkheim.
b. Memuji Auguste Comteatas penekanan pada sifat khas hal ihwal sosial dan kesatuan metode dalam berbagai ilmu.
c. Sependapat dengan Montesquieu bahwa gejala-gejala sosial merupakan jenis tersendiri, juga sependapat tentang morfologi sosial dan metode perbandingan.
d. Sependapat dengan Rousseau bahwa orang-orang memerlukan aturan kolektif bagi perilaku mereka, yang mereka interaksikan dalam proses pendidikan.
     Semua pengaruh ini diolah dengan kreatif oleh Durkheim sehingga sumbangannya sangat mengesankan dan berpengaruh besar terhadap perkembangan sosiologi abad ke-20. Durkheim dalam karya besarnya yang pertama, membahas masalah pembagian kerja yang berfungsi untuk meningkatkan solidaritas. Pembagian kerja yang berkembang pada masyarakat tidak mengakibatkan disintegrasi masyarakat yang bersangkutan, tetapi justru meningkatkan solidaritas karena bagian-bagian dari masyarakat menjadi saling tergantung satu sama lain.
     Ada dua tipe utama solidaritas menurut Durkheim, yaitu solidaritas mekanis dan organis.
a. Solidaritas Mekanis
    
Tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Bisa dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana dan mempunyai struktur sosial yang bersifat segmenter. Struktur sosial terdiri atas segmen- segmen yang homogen dan kurang menunjukkan keterpaduan. Dalam masyarakat ini, semua anggotanya mempunyai kesadaran kolektif yang sama. Apabila satu segmen hilang maka kehilangan ini boleh dikatakan tidak berpengaruh terhadap keseluruhan struktur masyarakat.
b. Solidaritas Organis
    
Merupakan sistem terpadu dalam organisme yang didasarkan atas keragaman fungsi-fungsi demi kepentingan keseluruhan. Setiap organ memiliki ciri-cirinya masing-masing yang tidak dapat diambil alih oleh organ yang lain. Dalam masyarakat solidaritas organis terdapat saling ketergantungan yang besar sehingga mengharuskan adanya kerja sama.
5. Max Weber (1864 - 1920)
     Max Weber berpendapat bahwa metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam tidak dapat diterapkan begitu saja pada masalah- masalah yang dikaji dalam ilmu-ilmu sosial. Menurut beliau, karena para ilmuwan sosial mempelajari dunia sosial di mana mereka hidup, tentu ada hal-hal yang subjektif dalam penelitian mereka. Oleh karena itu, sosiologi seharusnya ”bebas - nilai” (value free), tidak boleh terdapat bias yang mempengaruhi penelitian dan hasil-hasilnya. Ia menyebutkan bahwa sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial.
      Dalam analisis yang dilakukan Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral. Konflik merupakan unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan dari kehidupan budaya. Manusia dapat mengubah sarana, objek, asas-asas, atau pendukung-pendukungnya, tetapi tidak dapat membuang konflik itu sendiri. Konflik terletak pada dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial. Hal ini terlihat paling nyata dalam politik dan dalam persaingan ekonomi.
     Max Weber adalah seorang ilmuwan yang produktif dan berhasil menulis sejumlah buku. Salah satu bukunya yang terkenal adalah The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Ia mengemukakan pendapatnya yang terkenal mengenai keterkaitan antara etika Protestan dengan munculnya kapitalisme di Eropa Barat. Menurut Weber, muncul dan berkembangnya kapitalisme berlangsung secara bersamaan dengan perkembangan sekte kalvinisme dalam agama Protestan. Ajaran kalvinisme mengharuskan umatnya bekerja keras, disiplin, hidup sederhana, dan hemat.
    Keuntungan yang diperoleh melalui kerja keras ini tidak digunakan untuk berfoya-foya atau konsumsi berlebihan karena ajaran kalvinisme mewajibkan hidup sederhana dan melarang bentuk kemewahan dan foya- foya.
D. MASYARAKAT SEBAGAI SSTEM SOSIAL YANG DINAMIS
1. Pengertian Masyarakat dan Ciri-Cir Masyarakat
      Dalam bahasa inggris masyarakat adalah  society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan.
J.L. Gilin dan J.P. Gilin
    
Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
- Max Weber
    
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
- Emile Durkheim
    
Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
- Karl Marx
    
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
- M.J. Herskovits
    
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
- Selo Soemardjan
    
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Ciri-ciri suatu masyarakat, umumnya sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
b. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
2. Terbentuknya Masyarakat
      Terbentuknya masyarakat paling tidak syarat-syaratnya terpenuhi sebagai berikut:
a. Terdapat sekumpulan orang.
b. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama.
c. Akibat dari hidup bersama dalam jangkawa waktu yang lama itu, maka menghasilkan kebudayaan.
3. Sistem Sosial dan Struktur Sosial
     Sistem sosial  adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Menurut Selo Soemardjan mengacu pendapat Loomis suatu sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur berikut.
a. kepercayaan dan pengetahuan.
b. perasaan.
c. tujuan.
d. norma/kaidah/peraturan sosial.
e. kedudukan (status) dan peran (role).
f. tingkat/pangkat.
g. kekuasaan.
h. sanksi.
i. fasilitas/sarana
     Menurut Selo Soemardjan mengacu pendapat Talcott Parson, unsur- unsur dalam suatu sistem sosial itu paling sedikit terdiri atas empat subsistem, yaitu sebagai berikut.
a. Subsistem Kebudayaan
    
Subsistem ini menghasilkan kebudayaan kebendaan, sistem ilmu pengetahuan, dan sistem nilai budaya atau adat istiadat.
b. Subsistem Sosial
   
Subsistem sosial ini menghasilkan nilai-nilai, norma-norma, dan kaidah-kaidah sosial yang melekat dalam setiap perilaku manusia.
c. Subsistem Kepribadian
   
Subsistem kepribadian menghasilkan corak perilaku masyarakat sebagai akibat interaksi sosial dan sosialisasi yang terus-menerus.
d. Subsistem Kelompok Biologis
   
Subsistem biologis ini berkenaan dengan perlakuan manusia terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
4. Organisasi Sosial Pada Masyarakat
    
Organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antarwarga masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama.
Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti:
  • kelompok dan perkumpulan
  • lembaga-lembaga sosial
  • peranan-peranan
a. Kelompok dan Perkumpulan
     Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
     Menurut Selo Soemardjan, terdapat dua macam jenis kelompok, yaitu kelompok sosial tidak teratur dan kelompok sosial teratur.
Contoh dari kelompok sosial yang tidak teratur adalah sebagai berikut.
1) Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2) Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan kepentingan.
     Contoh kelompok sosial yang teratur adalah sebagai berikut.
1) In-Group dan Out-Group
     In-group
adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok. Misalnya, Ani adalah siswi kelas I B SMA N 1 Malang maka yang menjadi in-group Ani adalah kelas I B. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan groupnya.

2) Kelompok Primer dan Sekunder
Kelompok primer
adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng. Contoh kelompok primer adalah keluarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan-hubungan antaranggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng. Contoh kelompok sekunder adalah group basket.

3) Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft)
Paguyuban
adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota- anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat pribadi, dan eksklusif.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contohnya interaksi melalui internet.
4) Formal Group dan Informal Group
Formal group
adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Contoh: birokrasi, perusahaan, negara, dan sebagainya.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contoh: klik ikatan kelompok kawan terdekat.
5) Membership Group dan Reference Group
Membership group
merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggotanya. Reference group merupakan kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian.

b. Lembaga-Lembaga Sosial
     Lembaga adalah proses-proses yang tersusun untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu, misalnya agama merupakan bukan sekelompok orang, tetapi suatu sistem gagasan, kepercayaan, praktik, dan hubungan.
     Gillin dan Gillin mengemukakan bahwa lembaga dapat dikelompokkan dari berbagai sudut. Klasifikasi tipe-tipe lembaga ini menunjukkan bahwa di dalam setiap masyarakat akan selalu dijumpai bermacam- macam lembaga.
Tipe-tipe lembaga sebagai berikut.
1) Berdasarkan Perkembangannya
    
a) Crescive institution, yaitu lembaga-lembaga primer yang tak sengaja tumbuh dari adat istiadat dalam masyarakat.
Contoh: Hak milik, perkawinan, dan agama.
     b) Enacted institution, yaitu lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang berakar dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
Contoh: Lembaga perdagangan dan lembaga pendidikan.
2) Berdasarkan Penyebarannya
    
a) General institution, yaitu lembaga yang dikenal oleh hampir seluruh masyarakat dunia. Contoh: Agama
     b) Restricted institution, yaitu lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia.
Contoh:Agama Islam.
3) Berdasarkan Fungsinya
    
a) Operative institution, yaitu lembaga yang menghimpun pola, tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga.
Contoh: Lembaga-lembaga dalam bidang pertanian.
     b) Regulative institution, adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu.
Contoh: Lembaga hukum seperti kejaksaan dan pengadilan.
4) Berdasarkan Penerimaan Masyarakat
    
a) Approved socially sanctioned institution, yaitu lembaga-lembaga yang sudah diterima masyarakat.
Contoh: Perusahaan dan sekolah.
     b) Unsanctioned institution, yaitu lembaga yang sudah ditolak oleh masyarakat, meskipun masyarakat tidak berhasil memberantasnya.
Contoh: Kelompok penjahat, penipu, dan pencopet.
5) Berdasarkan Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
    
a) Basic institution, yaitu lembaga yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh: Keluarga, sekolah, dan negara.
     b) Subsidiary institution, yaitu lembaga yang dianggap kurang penting dibandingkan basic institution, hanya sebagai pelengkap dan penunjang saja.
Contoh: Olahraga, hiburan, dan rekreasi.
c. Peran/Peranan/Role
     Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya. Peran menentukan apa yang harus diperbuat seseorang bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.
      Peran mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang dengan batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.

5. Dinamika Sosial Pada Masyarakat
    
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Dinamika sosial meliputi pembahasan tentang:
a. Pengendalian Sosial/Pengawasan Sosial
Pengendalian sosial
, yaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan masyarakat.

b. Mobilitas Sosial Lingkup mobilitas sosial meliputi peristiwa sosial di mana individu atau kelompok-kelompok bergerak atau berpindah dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, baik gerak ke lapisan yang lebih rendah dalam suatu hierarki sosial sehingga perpindahan ini memiliki dua arah, yaitu ke arah atas (upward mobility) dan ke arah bawah (downward mobility).
c. Penyimpangan Sosial
     Penyimpangan sosial
merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Penyimpangan sosial mempunyai ciri-ciri di antaranya dapat didefinisikan, ada penyimpangan yang ditolak dan ada yang justru diterima, penyimpangan yang relatif dan mutlak.

d. Perubahan Sosial
   
Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu menyangkut nilai-nilai, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya.
     Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses- proses dinamika dan perubahan masyarakat dan kebudayaan meliputi sebagai berikut.
a. Difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah ke seluruh dunia bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok- kelompok manusia di muka bumi.
b. Akulturasi, yaitu proses sosial yang timbul bila bertemu suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri.
c. Asimilasi, yaitu proses perpaduan dua kebudayaan. Proses sosial yang timbul bila ada:
     1) golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda,
     2) saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama.
d. Inovasi/penemuan, yaitu suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber alam, energi, modal, dan teknologi yang menyebabkan timbul produksi yang baru. Penemuan unsur baru di masyarakat baik berupa alat baru dan ide baru disebut discovery. Discovery akan menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut.
e. Internalisasi, yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini ia belajar menanamkan segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidup dalam kepribadiannya.
f. Sosialisasi, yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
g. Enkulturasi (pembudayaan), yaitu proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar